Jumat, 16 April 2010

Pemasyarakatan Pancasila di Era Globalisasi

                                                                    BAB 1
                                                       PENDAHULUAN
I.1 Latar  belakang

     Globalisasi sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu proses atau tindakan yang mendunia (universal). Bagi kehidupan modern dalam era globalisasi ini keadaan semacam ini merupakan kondisi kebangsaan yang kurang memadai dan kurang menguntungkan. Sebab di era globalisasi akan terjadi perubahan – perubahan yang sangat cepat dan transparan. Dunia akan terasa semakin sempit, hubungan jarak jauh pun akan semakin terasa dekat karena semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat komunikasi menjadi semakin lancar.
Dalam berjalannya arus globalisasi yang kian deras itu dapat menyebabkan penggeseran pada pola perilaku kehidupan masyarakat akibat banyaknya pengaruh – pengaruh global yang banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Misalnya saja, dari kehidupan sosial berasaskan akan kebersamaan akan berubah menjadi kehidupan yang individualis, dari perkembangan yang lamban menjadi cepat, kemudian tata kehidupan yang semula bergantung dengan alam berubah menjadi kehidupan yang menguasai alam dan adanya asas-asas nilai sosial konsumeris materialis.

     Dengan kata lain, selain adanya keuntungan yang dikembangkan dalam era globalisasi di pihak lain pengaruh globalisasi juga dapat membawa kerugian/pengaruh buruk pada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, untuk menjadi suatu pemasyarakatan yang baik masyarakat harus dapat berpegang teguh pada keyakinan dan pedoman hidup mereka sehingga tidak terseret oleh pengaruh buruk dari adanya globalisasi. Untuk itu, perlu upaya pemasyarakatan pancasila untuk mengarahkan masyarakat Indonesia pada masa depan yang baik dalam tatanan kebangsaan dan sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan berpegang teguh pada dasar Negara yaitu Pancasila.

     Dengan demikian diharapkan masyrakat Indonesia tidak akan terseret arus globalisasi yang membawa keburukan di masa depan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan globalisasi?
2. Dampak – dampak apa sajakah yang dapat ditimbulkan dengan adanya globalisasi?
3. Bagaimanakah sikap selektif yang harus dimiliki masyarakat untuk menanggapi pengaruh dari      adanya globalisasi?
4. Bagaimana kedudukan Pancasila di masyarakat?
5. Bagaimana pentingnya pemasyarakatan Pancasila di era globalisasi?
6. Dan apa sajakah langkah – langkah dalam pelaksanaan upaya pemasyarakatan Pancasila di            era globalisasi?

1.3 Tujuan makalah

-  Mahasiswa mampu memahami dan memaknai arti pentingnya pemasyarakatan Pancasila di         era globalisasi.
-  Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air terhadap diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.
-  Mahasisiwa dapat membantu pemerintah dalam menyaring pengaruh-pengaruh buruk akibat     adanya globalisasi.

1.4 Manfaat makalah

#  Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai globalisasi.
# Mahasiswa dapat memahami kedudukan Pancasila dalam masyarakat serta dapat          menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. 
#  Mahasiswa dapat menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari. 

1.5 Ruang lingkup makalah

     Penulis telah membatasi permasalahan materi dalam makalah ini yang berdasarkan data – data atau bahan yang didapatkan dari berbagai sumber yang ada.


                                                                     
BAB II
                                                           KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian globalisasi

      Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal-hal baru khususnya yang menyangkut informasai secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Globalisai terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi

2.2 Pengertian pemasyarakatan Pancasila
2.2.1 Pengertian pemasyarakatan 
     Pemasyarakatan merupakan hal-hal mencakup semua kegiatan yang keseluruhannya di bawah pimpinan dan pemilikan Departemen Kehakiman, yang berkaitan dengan pertolongan bantuan atau tuntutan kepada hukuman, bekas hukuman / bekas tahanan, termasuk bekas terdakwa atau yang dalam tindak pidana diajukan ke depan pengadilan dan dinyatakan ikut terlibat, untuk kembali ke masyarakat.

2.2.2 Pengertian Pancasila
      Kata Pancasila terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: paƱca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


                                                                       BAB III 
                                                                PEMBAHASAN

3.1 Hakekat globalisasi
      Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal-hal baru khususnya yang menyangkut informasai secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi.

        Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa - bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

3.1.1 Ciri globalisasi
 Adanya perubahan dalam konsep ruang dan waktu
 Pasar dan produksi ekonomi dan Negara yang berbeda menjadi saling terkait.
 Adanya peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa.
 Meningkatnya masalah bersama misal, pada lingkungan hidup, krisis multinasional, dan inflasi     regional dsb.
 Adanya perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
 Adanya privatisasi atau swastanisasi atas Negara kesejahteraan.

3.2 Dampak globalisasi
       Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain.

3.2.1 Dampak positif globalisasi
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.       Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa kita.

3.2.2 Dampak negatif globalisasi
1. Globalisasi mampu menyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

3.3 Sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi
     Globalisasi yang melanda dunia sekarang ini, berpengaruh pula pada bangsa Indonesia. Kita sebagai bagian dari masyarakat dunia tidak bisa lagi menolak atau menghentikan proses global ini. Bangsa Indonesia telah membuka diri untuk selalu berhubungan dengan dunia lain di dunia. 
    Untuk menghadapi arus tersebut bangsa Indonesia perlu memperhatikan dua hal yaitu bagaimana mengelola globalisasi dan bagaimana memperkuat akar kebangsaan. 
    Dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini yang di butuhkan adalah memperkuat rasa kebangsaan dan kebanggaan warga Negara terhadap bangsa Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bila ini terwujud, adanya globalisasi tidak akan melunturkan semangat kebangsaan kita. 
     Untuk memperkuat akar kebangsaan Indonesia kita harus mampu menggali potensi dalam negeri di segala bidang. Contohnya, meningkatkan kualitas SDM mobilisasi daya dan dana dalam negeri antara lain melalui program jaminan nasional, lebih menggunakan produk dalam negeri serta membangun rasa solidaritas bangsa secara keseluruhan. 

3.4 Pentingnya pemasyarakatan Pancasila di era globalisasi
3.4.1 Kondisi dan kedudukan Pancasila

      Pancasila adalah dasar negara, ideologi bangsa & falsafah serta pandangan hidup bangsa, yang didalamnya terkandung nilai dasar (intrinsik), nilai instrumental & nilai praksis. 
Selain itu Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki 4 dimensi yaitu: dimensi realita, idealisme, fleksibilitas dan pembangunan nasional. Namun nilai-nilai yang dimiliki Pancasila pada saat ini kondisinya dipengaruhi oleh nilai-nilai universal . Globalisasi bercirikan demokratisasi, hak asasi manusia & lingkungan hidup, selain itu pula kemajuan iptek berupa informasi & transformasi menjadikan dunia tanpa batas & era pasar bebas bercirikan liberalisme ekonomi kapitalis berdampak terhadap pergeseran peradaban.

      Dari kenyataan tersebut Pancasila mengalami pengaruh yang cukup tajam, dimana di dalam kehidupan masyarakat nilai-nilai Pancasila banyak ditinggalkan bahkan dalam tindak tanduk, perilaku, moral warga negeri ini menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.
Terabaikannya Pancasila juga dapat dilihat dari dicabutnya Tap MPR nomor 2/1978 tentang P4 & dibubarkannya BP7, yang berarti secara formal tidak ada lagi lembaga yang mengkaji dan mengembangkan Pancasila.

    Selain itu UU nomor 20/2003 tentang pendidikan nasional tidak lagi menyebut Pancasila sebagai pelajaran wajib. Sehingga kedepan generasi muda akan kehilangan makna Pancasila, sebagai jati diri bangsa yang digali dari bumi sendiri. Nilai-nilai luhur Pancasila dalam implementasinya antara harapan & kenyataan masih jauh dari apa yang diharapkan, hal tersebut dapat dilihat pada dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara saat ini yang antara lain :
 Aturan negara yang belum memadai & mencapai sasaran yg diinginkan.
 Penyelenggaraan negara yang belum sesuai dengan komitmen yang telah disepakati.
 Masyarakat apatis menerima Pancasila.
Oleh karena itu perlu adanya pemasyarakatan Pancasila terutama dalam mengimplementasikan nila-nilai luhur Pancasila. Selain itu, Pancasila sangat penting untuk dimasyarakatkan kepada seluruh bangsa Indonesia agar budaya bangsa Indonesia tidak luntur dan musnah seiring dengan perkembangan – perkembangan baru yang ditimbulkan karena adanya globalisasi.
Sebab nilai- nilai pancasila itulah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang menentukan cara berfikir, bersikap, dan berbuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan adanya pemasyarakatan pancasila maka bangsa Indonesia akan tetap dapat bersatu dalam nuansa kebangsaaan yang utuh, tetap teguh dan selalu mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi.

3.4.2 Paradigma pancasila dalam menghadapi era globalisasi
      Dalam menghadapi era globalisasi, yang merupakan tantangan dan sekaligus peluang yang harus diraih berdasarkan pada budaya bangsa. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus memperteguh akar budaya bangsa yang menjadi pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu, Pancasila. 
Isu globalisasi, seperti demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup yang melanda dunia harus dilihat dan dikaji oleh bangsa Indonesia bertitik tolak pada paradigma atau sudut pandang Pancasila. Karena, pancasila itulah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang menentukan cara berfikir, bersikap, dan berbuat. Setiap individu bangsa Indonesia di kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam menghadapi era globalisasi.

3.5 Langkah –langkah dalam upaya pemasyarakatan Pancasila
a. Selektif terhadap pengaruh dari globalisasi dalam segala bidang yang masuk ke Indonesia.
b. Menumbuhkan semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia. Yang dapat diwujudkan dalam semangat dalam produk dalam negeri.
c. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada diri bangsa Indonesia.
d. Memahami dan menerapkan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi yang merupakan filter bagi masuknya budaya luar ke Indonesia.
e. Menerapkan dan menegakkan hukum secara tegas dan seadil - adilnya.
f. Pasal 32 UUD 1945 “ bahwa kebudayaan nasional harus menuju ke arah kemajuan adat budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa sendiri. Kita harus benar – benar selektif dalam menerima budaya global”.
g. Memperteguh agama dan ajarannya sebagai sumber moral dan pedoman hidup manusia.
h. Kerja sama pemerintah dengan para tokoh agama, para pendidik, badan sensor, produsen, media cetak dan elektronik yang memberikan contoh terhadap pemahaman nilai – nilai Pancasila serta adanya dukungan masyarakat sendiri.
i. Dalam bidang pendidikan, para pendidik memberikan pelajaran pendidikan Pancasila / pendidikan kewarganegaraan, tidak hanya dalam segi kognitifnya melainkan juga menerapkan dalam kegiatan yang mengarah kepada afektif peserta didik.


                                                                     BAB IV
                                                                  PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

     Globalisasi merupakan suatu tantangan sekaligus peluang yang harus diraih. Namun, globalisasi tersebut akan menimbulkan dampak – dampak pengiring akibat perkembangan–perkembangan dari proses globalisasi baik secara positif maupun negatif. 
Untuk menghadapi dampak globalisasi diperlukan nilai–nilai Pancasila yang luhur agar bangsa kita tidak kehilangan kepribadian atau jati diri sebagai bangsa Indonesia. Maka dengan demikian, perlu adanya pemasyarakatan Pancasila pada bangsa Indonesia.
Selain itu, untuk mewujudkan hal tersebut bangsa Indonesia harus memiliki langkah-langkah dalam mengantisipasi arus globalisasi. Hal itu, ditujukan agar globalisasi tidak dapat mengikis dan mengubah nilai nasionalisme bangsa Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA
Wijianto,2006.Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship). Jakarta. Piranti Dharma Kalo Katama.
Amin, Zainul Ittihad. 2007.Materi Pokok Kewarganegaraan 1-6. Jakarta.Universitas Terbuka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila Sejarah
http://www.scribd.com/doc/3718238/PERUBAHAN
http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/1515/Default.aspx
http://72.14.235.132/search?q=cache:Rws4aEbwKwQJ:digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ars4/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-22400032-4886-Ip-chapter1.pdf+pemasyarakatan+pancasila&cd=20&hl=id&ct=cink&gl=id


Rabu, 14 April 2010

ASI, Terbaik Bagi Bayi

    Allah Swt berfirman dalam QS Al-Baqarah (2) ayat 233 : “Dan para ibu hendaklah menyusui anak-anak mereka dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya…”

    ASI bagi bayi adalah makanan yang paling mudah diterima, karena merupakan bahan makanan yang fitrah baginya. Bahkan sangat penting bagi pertumbuhan jasmani dan rohani bayi. Kebutuhan jasmani berupa kesehatan dan daya tahan tubuh; sedangkan kebutuhan rohani berupa pembentukan sikap dan tingkah laku seseorang. Ketika seorang ibu menyusui bayinya, si ibu tidak sekadar sedang memberi makan agar si bayi tidak menangis kelaparan, tetapi disaat itu pula ibu dan bayinya tercipta suasana saling mengasihi dengan penuh cinta. Sambil menyusui, si ibu akan memeluk, membelai dan mengelur-elus bayinya dengan penuh kasih sayang. Lewat air susunya, ibu mengekspresikan perasaan cintanya yang amat tulus kepada si bayi. Dan bayi pun secara naluriah merasakan semua itu. Tentu saja hal ini akan membawa pengaruh positif pada perkembangan mental dan fisik si bayi kelak.

   Sebuah kasus menarik hasil penelitian Margareth Mead di Papua Nugini tentang hubungan antara cara menyusui bayi dengan karakter. Di kalangan suku Arapesh, Jika mereka ingin mengerjakan sesuatu, bayi yang disusukan ditinggalkan. Sebaliknya di suku tetangganya, yaitu Mundugumor, kaum ibu menyusui bayinya hingga kenyang dan tertidur, kemudian barulah mereka meninggalkan bayinya untuk bekerja. Cara menyusui ini ternyata berpengaruh dalam membentuk karakter yang berbeda antara kedua suku tersebut. Suku Arapesh dikenal sebagai suku yang agresif dan sering menjadi penyebab perang antar suku, karena sering menyerang suku-suku tetangganya. Sebaliknya suku Mundugumor dikenal sebagai suku yang cinta damai. Dari sini dapat dilihat bagaimana peran ibu selama masa menyusui terhadap pembentukan karakter anak.

   Para ibu hendaklah menyusui bayi mereka selama dua tahun penuh. Memberikan ASI kurang dari dua tahun adalah merugikan kepentingan bayi itu sendiri. Sedangkan memberikan ASI lebih dari dua tahun tidak diperlukan bagi kepentingan tuntutan pertumbuhan jasmani bayi. Disamping itu dengan menyusui selama dua tahun terdapat ikatan emosional yang lebih kuat antara ibu dan bayinya, karena si bayi merasakan langsung kasih sayang ibunya.


Khasiat ASI bagi bayi : 

1. ASI merupakan salah satu dari sedikit makan yang paling lengkap mengandung zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan bayi. Pada hari pertama sampai keempat setelah melahirkan, payudara ibu akan mengeluarkan kolostrum. Kolostrum adalah cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung zat kekebalan, protein, dan mineral. Karena kandungannya ini, kolostrum dapat melindungi bayi dari penyakit-penyakit infeksi, terutama penyakit perut, seperti radang lambung dan usus. Kolostrum pun bisa menjaga imunitas bayi selama beberapa bulan. Ini tentunya tak bisa diperoleh bayi dari susu formula.

2. ASI mengandung lebih banyak kolesterol daripada susu formula. Selama ini kita menganggap kolesterol berbahaya bagi tubuh. Padahal tidak demikian bagi bayi. Kolesterol penting bagi pembentukan saraf bayi. Selain itu, kolesterol juga memungkinkan tubuh bayi ‘belajar’ memproses zat tersebut.

3. Zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI lebih mudah dicerna dan diserap bayi dibandingkan dengan susu formula. Contohnya lemak dalam ASI lebih mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim penyerap lemak yang disebut lipase.

4. Pemberian ASI mencegah bayi minum terlalu banyak. Hal ini disebabkan aliran ASI selalu berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan bayi. Pertama-tama ASI akan mengalir deras, kemudian menurun begitu rasa lapar bayi berkurang.

5. ASI tersedia bersih, segar, aman dan dengan suhu yang tepat bagi bayi.


Keuntungan Memberikan ASI bagi ibu :

1. Mempercepat proses pengembalian rahim keukuran semula

2. Bertindak sebagai metode KB sekitar empat bulan pertama

3. Dapat menghindari keganasan kanker payudara


Cara memperbanyak ASI :

1. Isapan bayi pada payudara anda akan merangsang payudara untuk meproduksi ASI. Payudara memang tidak pernah kosong. Begitu habis diisap, ASI akan langsung diproduksi lagi. Semakin banyak ASI keluar, semakin banyak pula yang akan diproduksi.

2. Cara menyusui yang tidak benar akan membuat payudara tidak terangsang untuk menghasilkan ASI dalam jumlah banyak. Akibatnya bayi tidak mendapat cukup ASI. Persediaan ASI sebenarnya diatur oleh suatu mekanisme yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Karenanya semakin jarang bayi menyusu semakin berkurang pula produksi ASI.

3. Anda juga bisa memperbanyak produksi ASI dengan cukup beristirahat. Selain itu anda juga bisa mengeluarkan sisa ASI dalam payudara setelah anda menyusui bayi anda. Hal ini dapat merangsang produksi ASI.

4. Makanlah makanan bergizi. Selain penting untuk kesehatan anda, makanan bergizi juga dapat merangsang produksi ASI. Sebaiknya anda tidak mengurangi makanan anda karena hal ini juga dapat mengurangi produksi ASI.

5. Sebelum mulai menyusui, sebaiknya anda minum dahulu, karena biasanya setelah menyusui anda akan merasa haus. Dengan demikian anda tidak akan mengganggu kenikmatan bayi anda yang sedang menyusui.



Referensi :

1. Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Saleh : Telaah Pendidikan terhadap Sunnah Rasul Allah SAW, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996

2. Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan, Jakarta, 1998

3. Seri Ayahbunda : Makanan Anak untuk Tumbuh Sehat

4. Seri Ayahbunda : Sentuhlah Anak dengan Cinta


Sumber : http://ummahattokyo.tripod.com/duniaanak/asi.htm